Jakarta (Antara News) - Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno menerima apresiasi Iptek dari Kementerian Riset dan Teknologi dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Senin.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten itu menerima anugerah Iptek dalam kategori pemerintah provinsi pemrakarsa penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) bagi peningkatan usaha perdesaan, bersama dua provinsi lainnya yakni DKI Jakarta dalam kategori inovasi pelayanan kapasitas pemerintah daerah dan Jawa Barat dalam peningkatan nilai tambah perikanan darat.

Apresiasi iptek bagi tiga pemerintah provinsi dan 19 inovator karya unggulan anak bangsa, diserahkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta.

Plt Gubernur Banten Rano Karno menyampaikan rasa syukur atas apresiasi iptek yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemprov Banten sebagai provinsi pemrakarsa penguatan SIDa bagi peningkatan usaha perdesaan. Pemerintah Provinsi Banten siap menindaklanjutinya melalui penerapan SIDa yang difokuskan pada peningkatan teknologi pertanian di perdesaaan.

"Banten kan sebagian besar daerah perdesaan. Sehingga ke depan, pendekatan pertanian dan kelautan harus menerapkan inovasi teknologi," kata Rano.

Ia mencontohkan, selama ini Banten dikenal dengan produksi gula semut dan sate bandeng. Supaya memiliki daya saing dan penguatan produk, maka perlu diterapkan inovasi teknologi baik dalam produksinya supaya memiliki daya tahan lebih lama maupun dalam pengemasannya supaya lebih menarik.

"Provinsi Banten siap menindaklanjuti, tentunya dengan dukungan kebijakan anggaran dan juga regulasinya. Tentunya melalui SKPD terkait diantaranya Balitbangda ," kata Rano didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Banten Dr Ali Fadillah.

Sementara itu Menteri Ristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan, setiap tahun teknologi karya anak bangsa semakin banyak. Teknologi  karya anak bangsa tersebut harus diupayakan bisa diproduksi secara masal dan bisa diterapkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Namun demikian, kata Menristek, masih menghadapi kendala dalam upaya mengenalkan dan penerapan teknologi karya anak bangsa tersebut di masyarakat. Padahal, pihaknya sudah berupaya melakukan sosialisasi dan disebarluaskan kepada masyarakat.

"Sampai saat ini sudah ada sekitar 600 hasil inovasi teknologi yang sudah diserbarkan, tapi baru sekitar 20 persen yang bisa diterapkan," kata Gusti Muhammad Hatta.

Namun demikian, pihaknya mengaku senang dengan adanya beberapa inovasi teknologi yang sudah diproduksi secara massal seperti radar oleh PT Inti, ada juga teknologi perisalah, kemudian bidang peternakan hasil LIPI.

"Prestasi kita semakin tahun terus meningkat, oleh karena itu jangan ragu-ragu gunakan teknologi anak bangsa," katanya.