MULTIMEDIA
LAUNCHING ROADMAP
SIDA BANTEN
"Pengembangan Agribisnis Ternak Domba dan Kambing Terpadu Provinsi Banten di Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang" (SABA JUHUT)
INTRODUKSI
Enam puluh delapan tahun Indonesia merdeka dan
tiga belas tahun usia Provinsi Banten, kemajuan di berbagai bidang kehidupan
yang telah dicapai bangsa Indonesia, juga dirasakan oleh rakyat Banten. Dan
pada tahun 2013 sekarang ini rakyat Banten pun turut bersuka cita dengan naiknya
peringkat daya saing Indonesia dari posisi ke-50. melesat 12 peringkat ke posisi
ke-38 dari 148 negara di dunia.
Trend positif peningkatan daya saing itu dapat
dicapai antara lain melalui peningkatan kinerja Iptek dan inovasi, sebagai buah dari kerjasama berbagai pihak dalam
pembangunan Iptek di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah kerjasama
Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Dalam Negeri. Point terpenting
dari Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36
Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, adalah: dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah,
daya saing daerah dan pelaksanaan MP3EI 2011-2025, diperlukan Penguatan Sistem
Inovasi di Daerah secara terarah dan
berkesinambungan.
Sejalan dengan semangat itu, melalui Program
Litbang, Iptek dan Sistem Inovasi Daerah atau SIDa, sebagaimana tertuang dalam
RPJMD 2012-2017, Pemerintah Provinsi Banten telah merumuskan kebijakan dan
prioritas SIDa Banten, sebagai upaya terobosan untuk mendorong percepatan
pembangunan sektoral dan lintas sektoral dengan menerapkan dan memanfaatkan
hasil-hasil penelitian serta berbagai inovasinya sesuai sumberdaya dan potensi
unggulan daerah.
Oleh karena demikian pentingnya pemanfaatan
Iptek dan inovasi, Pemerintah Provinsi Banten sejak dini telah membentuk gugus
tugas SIDa yang ditetapkan melalui Keputusan
Gubernur Banten No. 075.05/Kep.221-Huk/2013 tentang Pembentukan Tim Koordinasi
Sistem Inovasi Daerah Provinsi Banten, yang salah satu tugas pokoknya
adalah menyusun dokumen Roadmap SIDa di Provinsi Banten dan Kabupaten /
Kota yang ada di wilayah kewenangannya.
ISU
STRATEGIS DAN POTENSI DAERAH
Setelah melalui berbagai Focus Group Discusion dan Workshop
SIDa yang melibatkan unsur Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga
Nuklir Nasional, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Perguruan Tinggi serta
para pelaku bisnis dan UMKM, diperoleh suatu rumusan konseptual bahwa Penguatan
SIDa Banten dalam jangka panjang akan diprioritaskan pada bidang fokus
teknologi pangan, energi baru dan terbarukan serta advanced material atau material maju. Dan untuk jangka menengah,
SIDa Banten akan difokuskan pada sektor pertanian khususnya subsektor
peternakan.
FOKUS
TEMATIK SIDA BANTEN
Didasari pemikiran
bahwa permintaan pasar akan ternak besar seperti domba dan kambing semakin meningkat
sejalan dengan pertumbuhan dan preferensi penduduk, serta meningkatnya
kebutuhan akan susu kambing, industri kulit, dan pupuk organik yang belum dapat
dipenuhi dari usaha peternakan yang ada, adalah merupakan peluang sekaligus
tantangan bagi pemerintah daerah, dunia bisnis, dan para pakar untuk ikut berkontribusi
mengembangkan budidaya ternak domba dan kambing beserta industri hilirnya.
Maka Penguatan
SIDa Banten akan diarahkan pada Pengembangan Sentra Agribisnis berbasis teknologi
dan inovasi. Dengan dukungan penuh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian
dan Kementerian Riset dan Teknologi, Pemerintah Provinsi Banten bekerja sama
dengan pemerintah Kab/Kota, khususnya Pandeglang, Puslitbang Peternakan dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian perlu meningkatkan status Kampung Ternak
Domba Terpadu di Juhut Pandeglang, menjadi model pengembangan sentra agribisnis
ternak dan tani secara terpadu.
KONDISI SIDA SAAT INI
Terpilihnya Juhut sebagai salah satu fokus SIDa Banten, karena Kelurahan
Juhut adalah sebuah ruang mukim di mana sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian dari pertanian dan peternakan. Namun perluasan areal permukiman dan
lahan pertanian sangat riskan, karena di satu sisi pemukiman mereka berada di
daerah Buffer Zone Hutan Lindung Gunung Karang, dan di sisi lain, dengan populasi 6.191 jiwa dan akan terus meningkat, sementara daya dukung alam dan tingkat pendidikan rata-rata sekolah
dasar, maka solusi alternatif bagi peningkatan kesejahteraan dan kesinambungan
kehidupan masyarakat haruslah selaras dengan ketersediaan sumberdaya.
Mengingat urgensinya bagi perekonomian daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kawasan lindung AKARSARI, penetapan
Kampung Ternak Domba Terpadu oleh Bupati Pandeglang layak mendapat dukungan
kebijakan, sumberdaya dan program yang terintegrasi dan sinergis dari
Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat serta seluruh pemangku
kepentingan dengan mengintroduksi teknologi dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat.
KONDISI SIDA YANG AKAN DICAPAI
Maka melalui program
Penguatan SIDa, Kampung Ternak Domba Terpadu Juhut menjadi prioritas utama
untuk dikembangkan sebagai Sentra Agribisnis Ternak Domba dan Kambing Terpadu
Provinsi Banten, yang akan diperkenalkan dengan sebutan SABA JUHUT.
Capaian keberhasilan
Penguatan SIDa untuk SABA JUHUT diukur dari peningkatan populasi ternak sesuai
dengan target produksi sebesar 7.000 ekor per tahun, dengan target kepemilikan
ternak 10-12 ekor per Kepala Keluarga, sehingga akan memberikan tambahan
penghasilan sebesar Rp. 650 s/d 750 ribu per KK setiap bulan dari penjualan
ternak.
Namun ke depan, para
peternak tidak hanya mengandalkan produk primer semata, karena dengan aplikasi
iptek dan inovasi, mereka disiapkan menjadi wirausaha yang profesional, dalam
usaha hulu dan hilir melalui rantai nilai ekonomi ternak dan tani.
Selain itu, SABA
JUHUT juga diorientasikan menghasilkan usaha jasa yang kreatif, karena selain
menjadi sentra produksi ternak dan tani, juga dapat memainkan peran sebagai
sentra pendidikan, pelatihan dan pemagangan bagi para peternak di seluruh
wilayah Provinsi Banten. Mengacu pada potensi alam dan lingkungan, kekhasan
budaya serta kesiapan masyarakanya, SABA JUHUT pun berpotensi menjadi destinasi agrowisata dan
ekowisata.
Oleh karena itu,
dalam klaster SABA JUHUT akan terbuka pengembangan berbagai unit usaha, yaitu usaha
ternak itu sendiri, pakan ternak, usaha pupuk organik, susu kambing, kerajinan
kulit, olahan talas beneng, dan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan, yang muaranya,
bukan saja pada kemandirian pangan, melainkan juga menunjang pengembangan
agroindustri, usaha kerajinan dan jasa pariwisata.
Dengan prinsip dasar keberkelanjutan, ramah lingkungan, dapat diterima oleh masyarakat, layak secara ekonomi dan tentu
saja diterima secara politis, pengembangan SABA JUHUT akan menghasilkan tiga outcome, yaitu daya saing meningkat,
penghasilan petani bertambah, serta hutan lindung dan sumberdaya air terjaga. Dengan
pijakan itu, tujuan akhir SABA JUHUT yaitu EMASKU BAJA bukan sekedar akronim
tanpa makna, tetapi untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu ekonomi tumbuh,
masyarakat sejahtera, lingkungan terpelihara, dan Banten maju, mandiri dan
sejahtera, akan benar-benar dapat dicapai.
PRIORITAS
PROGRAM SABA JUHUT
Namun, pengembangan
SABA JUHUT tidak akan mendapatkan hasil yang optimal tanpa dukungan kebijakan
dan regulasi, insentif, sumberdaya dan pembiayaan secara terpadu, sinergis dan
berkesinambungan. Perluasan dukungan SABA JUHUT harus dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai instansi, dunia usaha dan para pakar, baik yang berkontribusi di
sektor hulu maupun hilirnya.
PENUTUP
Harapan kita semua,
kiranya Pengembangan SABA JUHUT akan berdampak langsung terhadap Penguatan SIDa
Banten melalui fungsi dan perannya sebagai: Sentra Produksi peternakan, tanaman
pangan, horti dan kebun, Sentra Agribisnis ternak dan tani berbasis Iptek, dan Sentra
Pendidikan dan Pelatihan SDM ternak dan tani.
Dengan berorientasi
pada ketiga sasaran tersebut, SABA JUHUT akan menjadi sebuah model klaster
agribisnis ternak-tani terpadu, yang dapat direplikasikan bagi kabupaten dan
kota lainnya, sehingga mampu memberi dampak ungkitan yang signifikan dalam
penguatan fungsi kawasan strategis agropolitan di Provinsi Banten. Dalam hal
ini, partisipasi masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan akan sangat
berarti dalam ikut serta mewujudkan visi Provinsi Banten, “Bersatu Mewujudkan
Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa”.
Akhirnya, melalui
wahana SIDa Banten, kepeloporan, kepemimpinan, keteladanan seluruh aktor
inovasi akan serta merta ikut menorehkan kisah sukses Provinsi Banten dalam memainkan
peran strategis bagi pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia pada Koridor Jawa dan Sumatera, di mana Banten
ada didalamnya.
Salam inovasi
kedepan di kab. lebak juga harus ada yang seperti di juhut. saya salah satunya yang memimpikan itu, agar bisa mendongkrak perekonomian di lebak.
RépondreSupprimer