Wujud kepedulian terhadap pentingnya pusaka budaya di Banten telah
ditunjukkan melalui serangkaian kegiatan mandiri dari insitusi pemerintah dan
NGO. Perhimpunan Hanjuang Mahardika Nusantara yang berbasis pemberdayaan
masyarakat pedesaan di Kabupaten Pandeglang dan Komunitas Madu Cingagoler,
Cihara, Kabupaten Lebak, para pelaku usaha kreatif dan inovatif serta para
seniman dan budayawan di Kota Serang yang difasilitasi oleh Disbudpar Provinsi
Banten dan Pemkot Serang, juga ikut memeriahkan dengan mempromosikan produk-produk
pangan organik baik di daerahnya sendiri maupun di Hotel Le Dian tempat para
peserta World Heritage Day dari
Indonesia menginap. Beberapa baligo, spanduk dan juga umbul-umbul terpasang di
sudut-sudut kota dan terutama di kawasan situs arkeologi Banten Lama.

Bedah buku yang dipandu oleh Dadan Sujana, Direktur Eksekutif Banten
Heritage dimulai dari paparan Lukman Hakim tentang substansi buku. Dikatakan
Lukman, Banten pada masa jayanya dulu telah menunjukkan kelasnya sebagai kota
dunia yang sepadan dengan kota lain di Eropa semisal Amsterdam. Banten maju dan
beradab karena kekuatan ekonomi politik dan sosial budaya yang bukti-buktinya
sekarang nyaris tenggelam ditelan waktu. Oleh karena itu para generasi muda,
pelajar dan mahasiswa harus bersama-sama dapat mengenal, memahami maknanya,
agar dapat berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan segala potensi yang
ada untuk kejayaan Banten di masa kini dan masa depan.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire