Fact
Finding to Herbal Business Share
USAHA
BUDIDAYA TANAMAN OBAT DAN MINUMAN KESEHATAN
DI
ZONA PENYANGGA TAMAN
NASIONAL UJUNG KULON, KABUPATEN PANDEGLANG
Aktivitas budidaya tanaman obat dan produksi
jamu terdapat di Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Kegiatan pokok berupa budidaya tanaman obat dalam Demplot Tanaman Eksotik
Endemik Ujung Kulon pada lahan di halaman belakang Kantor Seksi PTN Wilayah III
Sumur.
Budidaya tanaman obat dan produksi jamu lokal dilaksanakan oleh
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Sumur dalam kaitan dengan Program
Pemberdayaan Masyarakat sekitar TNUK khususnya sekitar buverzone Gunung Honje.
Demplot yang sudah ada difungsikan sebagai:
Terdiri dari: 44 jenis (Burahol kapa, kitej, pende, laja goa, lame
koneng, sambiloto, sembung, temu kucing, cenger ayam, segugu, harendong,
boroco, jawer kotok, bakung, temu hitam, kunyit, temu lawak, temu putih kuciat,
kaca piring, handeuleum, melati, jarak pager, temu putri, lavender, putri
malug, kelor, murby, Honje, kumis kucing, pandan wangi, jarong ungu, pecah
beling, brotowali, lampuyang, panglay, cocok bubu, dan tanaman lain sejenisnya.
(2) Penangkaran
berbagai jenis kupu-kupu
Dilelola langsung oleh Seksi III TNUK di ibukota Kecamatan Sumur, Kabupaten
Pandeglang.
Proses
pengolahan bahan baku menjadi formula jamu dilakukan oleh kelompok tani, yang
diketuai oleh Satra (56 tahun), penduduk Kampung Masjid, RT 02 RW 04 Desa
Kertajaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Pengetahuan tentang ramuan
obat tradisional merupakan warisan Orang tuanya.
Menurut
Satra, pekerjaan membuat ramuan obat pada awalnya mendapat bimbingan dari WWF
yang sedang bertugas dalam rangkaian kegiatan konservasi ekosistem TNUK. Tahap
selanjutnya difasilitasi oleh Pegawai TNUK sehingga menghasilkan produk jamu
melalui program pemberdayaan masyarakat. Program tersebut menjadikan budidaya
tanaman obat dan usaha jamu tradisional sebagai sasaran pokok TNUK dengan
melakukan pembinaan terhadap kelompok usaha masyarakat dalam tanaman obat untuk
memproduksi jamu. Proses produksi dilakukan
di rumah penduduk (pelaku usaha).
Produk usaha jamu
diperuntukkan bagi pengobatan terhadap gejala-gejala: pegal
linu, maag, batuk
(flu), hipertensi, diabet, syaraf.
Produk hilir
usaha jamu dibuat dalam 4 kemasan:
1.
Instan
Bahan
terdiri dari dua jenis yaitu berupa dedaunan dan umbi-umbian (temu-temuan). Tahap
pembuatannya: semua jenis daun dicuci dan dipilah sesuai keperluan. Sedangkan
temu ditumbuk sampai halus kemudian diperas. Bahan temu diendapkan selama 2 jam
30 menit untuk di buang acinya. Kemudian air daun dan air temu-temuan di godog.
Setelah mendidih gula pasir dimasukan sesuai kebutuhan. Setelah dianggap cukup
masak, jamu di angkat di guis guis
(diaduk) sampai membentuk kristal (instan).
2. Serbuk
Semua
bahan dicuci lalu diiris pakai parutan kemudian dijemur. Setelah kering semua
bahan di sangrai untuk diseterilkan lalu ditumbuk sampai halus. Kemudian diayak
kurang lebih sebanyak 3 kali. Siap di kemas dalam kemasan plastik untuk
dikonsumsi selama 4 hari.
3. Godogan
Setelah dicuci, semua bahan daun diiris dan
temu-temuan diserut tipis, lalu dijemur.
Setelah kering semua bahan disangrai. Langkah berikutnya dikemas sesuai takaran
yang diperlukan.
4. Seduh
Jamu
seduh dibuat seperti teh. Semua bahan diiris halus kemudian direndam 1 jam.
Dibuang getahnya. Lalu dijemur kemudian disangrai lalu dikemas.
Produk yang siap dijual dikemas dalam plastik, dengan label “Jamu
Sumber Waras” dalam bentuk kertas fotocopy ukuran bungkus jamu pada umumnya.
Usaha jamu tradisional menjual 6 jenis jamu masing-masing diberi
tanda Alphabet dari A s.d. F untuk 6 jenis penyakit.
1. Merk
belum terdaftar
2. Jenis
usaha masih perorangan / kelompok kecil (belum berbentuk badan hukum)
3 .Pengolahan
masih mengandalkan pengetahuan warisan
4. Belum
memiliki quality control dan
standarisasi proses dan produk
5. Sebagian
kecil sudah memasok kebutuhan jamu melalui Asosiasi Jamu Kab. Pandeglang
6. Sarana
dan prasarana produksi masih sederhana (skala rumahan dan teknik serta
peralatan tradisional)
7. Budidaya
belum maksimal
8. Kebun
bibit terlalu kecil
9. Pemasaran
masih terbatas di lingkungan setempat
10. Promosi
tidak ada (sekedar dari mulut ke mulut)
Solusi alternatif sementara ini dapat diajukan sbb:
Penguatan kelembagaan bisnis tanaman obat
Kerjasama antara TNUK, lembaga litbang, asosiasi jamu, lembaga penjamin mutu dalam keseluruhan budidaya, proses produksi, pemasaran, promosi sesuai kewenangan masing-masing lembaga
Akses permodalan dan manajemen bisnis
Sinergi Kebijakan Pemerintah pusat (Kemenhutbun, BTNUK) dan Pemda (Provinsi dan Kabupaten) dalam pengembangan UMKM bidang tanaman obat dan jamu
Alih teknologi dalam budidaya dan proses produksi
Design art dalam kemasan produk
Perluasan jaringan pasar dan promosi
Pelatihan SDM dalam budidaya, proses produksi dan manajemen bisnis
Peningkatan sarana dan prasarana kebun bibit dan pengolahan
Uji lab untuk analisis unsur setiap jenis tanaman dan produk jamu (formula dan takaran)
Standarisasi produk
Budidaya tanaman obat dan proses pembuatannya menjadi minuman kesehatan
perlu mendapat dukungan dari elemen lain, baik dari unsur pemerintah, industri jamu
maupun lembaga riset bidang biofarmaka. Dari sisi litbang, perlu segera melakukan
fasilitasi untuk uji unsur berbagai bahan dasar untuk jamu atau minuman kesehatan.
(Bhre Wahanten).
(Bhre Wahanten).
artikelnya sangat bermanfaat sekali..
RépondreSupprimerada yang ingin saya tanyakan, apabila ingin membeli beberapa sampel tanaman sambiloto itu bisa tidak?