Kegiatan
Perkuliahan WfH MK GEOGRAFI PARIWISATA
Mata
Kuliah : Geografi Pariwisata |
SEJ619114
Jumlah
SKS : Teori 2, Praktek
Semester : Genap | Kelas A dan Kelas B
Hari
/ Kelas : Selasa, 7 April 2020 | 07.30 - 09.10 | 09.10 – 10.50
Materi Kuliah (WfH) : Dampak Pariwisata terhadap
perubahan sosial dan
budaya (via jaringan internet)
Dosen
Pengampu : Dr. Moh. Ali
Fadillah (NIDN 0023105910)
Materi Kuliah WfH
DAMPAK PARIWISATA
TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
Moh Ali Fadillah
Tema Pokok: Perubahan
Sosial dan Budaya dalam pariwisata
Fokus: Dampak pariwisata terhadap perubahan sosial dan budaya
Kegiatan Pembelajaran:
(1) Eksplorasi pengetahuan dasar sosiologi dan antropologi
pariwisata
(2) Diskusi materi dan tugas individu / kelompok mereview materi
dari publikasi hasil seminar dan penelitian mandiri.
Konsolidasi materi: Keaktifan dan tugas kelompok berupa presentasi
dan diskusi sebagai implementasi dari Work from Home
Referensi :
(1) Inskeep,
Edward. 1994. National and Regional Tourism Planning, Methodologies and Case Studies,
New York : Routledge – World Tourism Oganization.
(2) Smith
Valene L. 1989, Hosts and Guests, The
Anthropology of Tourism, Philladelphia: University of Pennsylvania Press.
(3) Picard, Michel. 2006. Bali,
Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata, Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Materi
disampaikan melalui
Mahasiswa
mempelajari bahan ajar kemudian memberikan respon tertulis secara individual
melalui blog tersebut, sedangkan tugas kelompok disampaikan via e-mail.
MATERI POKOK
Sebagai dua sisi dari satu mata uang,
pariwisata memberi manfaat sekaligus potensial menimbulkan masalah sosial dan
budaya.
Manfaat Sosial dan
Budaya
- Meningkatkan standar kehidupan dan menyumbang pembiayaan untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan komunitas.
- Merawat warisan budaya setempat yang berimplikasi pada konservasi situs arkelogi dan sejarah dan pola-pola budaya seperti: musik, tari, pakaian tradisional. Di beberapa tempat, pariwisata bisa menjadi pendorong bagi realisasi konservasi warisan budaya yang akan hilang.
- Membantu mengembangkan dan memelihara museum, taman / rumah budaya, tradisi, dan fasilitas budaya lainnya.
- Menyediakan peluang cross-cultural exchange (antara wisatawan dan penduduk setempat) yang mempelajari dan menghormati budaya-budaya lokal.
Dampak Sosial
dan Budaya
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial budaya di suatu
destinasi secara garis besar dapat dilihat dari permasalahan yang
ditimbulkannya.
Masalah sosial:
1.
Overcrowding by tourists
2.
Loss of convenience
3.
Resentment to tourism
4.
Sens of hostility
Masalah Budaya:
1. Cultural degradation dan lessening of sense cultural identity
2. Deterioration of archaeological and historical sites by
rust in excessive commercialization
and loss of authenticity of local costum (music, ceremony,
dance, craft &
others)
3. Drug abuse, alcoholic,
crime, and
prostitution (worsened tourism)
Bahan
Diskusi
1. Apakah
keempat manfaat pariwisata (standar kehidupan, konservasi budaya, museum,
tradisi & fasilitas budaya lain, dan pertukaran budaya) dapat dielaborasi
dan terdistribusi bagi kepentingan masyarakat di sekitar destinasi wisata? Dari
beberapa success story menunjukkan
kemanfaatan tersebut dapat direalisasikan sesuai standar sustainable tourism, tetapi bisakah hal itu direplikasikan untuk
destinasi lain di Provinsi Banten ... ?
2. Dari
ketiga literature di atas, terungkap bahwa pariwisata berdampak positif bagi
pemeliharaan dan memberi makna baru pada situs dan bangunan arkeologi dan
bersejarah. Tetapi tidak dapat dipungkiri potensial juga mendegradasi (secara
kualitas dan kuantitas) atau bahkan rusak dan punah sebagai akibat pembangunan
pariwisata tanpa perencanaan yang baik. Demikian juga
karya seni, kerajinan,
adat-istiadat, upacara, gaya hdup, aktivitas ekonomi tradisional dan gaya
arsitektur yang memiliki atraksi penting. Jika semua hilang, artinya
pembangunan pariwisata budaya
gagal. Sejauhmanakah permasalahan
itu terjadi di Indonesia? Bagaimana solusinya … ?
3. Pengembangan
museum dan fasilitas budaya lainnya di satu pihak didukung oleh pariwisata tetapi di lain pihak disukai penduduk
juga.
Ini menunjukkan ada upaya pariwisata memperbaharui sense of pride pada kebudayaan
stempat ketika wisatawan mengapresiasinya. Lantas apa
pentingnya rasa bangga tersebut bagi masyarakat tradisional jika telah
kehilangan sens of cultural self-confidence. Ada komentar terhadap issue ini …?
4. Pertukaran budaya
antara wisatawan dan masyarakat setempat dapat dicapai melalui bentuk atau kegiatan pariwisata, yaitu tipe-tipe edutourism
dan special interest yang lainnya misalnya wisata
desa (village tourism). Apa
ide Saudara untuk mengembangkan cross-cultural
exchange tersebut dalam bentuk program dan bagaimana rancangan kegiatannya
…?
5. Terhadap
masalah sosial yang diakibatkan oleh pariwisata, bagaimana Saudara memahami
masalah tersebut. Setidaknya dapat memahami apa yang dimaksud dengan Overcrowding by tourists,
Loss of convenience,
Resentment to tourism, Sens of hostility,
Cultural degradation and lessening of sense cultural identity
…?
6. Jika melihat masalah budaya seperti disampaikan
oleh Inskeep (1994) bagaimana pendapat Saudara terkait masalah: (a) Cultural degradation dan lessening of sense cultural identity, (b)
Deterioration of archaeological and
historical sites by
rust in excessive commercialization
and loss of authenticity of local costum (music, ceremony,
dance, craft &
others which has
been transfomed as tourist attractions) dan (c) Drug abuse, alcoholic,
crime, and prostitution (worsened tourism). Adakah
solusinya dari sudut pandang sosiologi dan antropologi sebagaimana dibahas oleh
Valene L. Smith (1989) dalam beberapa kasus di
dunia (termasuk Indonesia) dan Michel Picard (2006) khususnya di
Bali.
7. Semua
telaah, analisis dan solusi Saudara, secara individu ataupun diskusi kelompok,
dapat dituangkan ke dalam box komentar di bawah artikel ini.
TUGAS DISKUSI KELOMPOK
Setelah membaca
dan mempelajari teks dari: https://banteninfoshare.blogspot.com
ketiga kelompok menyampaikan hasil
bahasannya dalam bentuk softcopy ringkas melalui e-mail: ali.fadilah@untirta.ac.id
Kelompok
1
Uraikan secara ringkas dampak positif dan
negatif pariwisata terhadap perubahan sosial menurut referensi di atas.
Kelompok
2
Uraikan secara ringkas dampak positif
dan negatif pariwisata terhadap perubahan budaya menurut referensi di atas.
Kelompok
3
Uraikan manfaat pertukaran budaya (cross-cultural exchange) antara
wisatawan dan penduduk setempat dan berikan contohnya di Indonesia dan di
Provinsi Banten sebagai tolak ukur bagi pemodelan pengembangan pariwisata
tersebut.
Dalam mengembangkan suatu potensi pariwisata daerah, sangat penting masyarakat harus teredukasi untuk ikut mengelola pariwisata tersebut agar berkembang. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan pengelolaan pariwisata. Hal ini bertujuan agar manfaat pariwisata dapat diperoleh oleh masyarakat serta menghindari dampak negatif dari pariwisata tersebut.
RépondreSupprimerNama saya Annida Fitri Nurhidayati dari sejarah 2019 kelas B. Izin mengomentari dan mendiskusikan mengenai pernyataan no.2. Solusi yang baik agar pariwisata budaya di Indonesia adalah menunjukkan dan mempromosikan daya tarik pariwisata budaya, agar masyarakat banyak yang tertarik dengan pariwisata budaya.perlu adanya kreativitas dalam mempromosikan pariwisata budaya yang sifatnya seperti arkeologi, sejarah, museum dll. Sehingga masyarakat tidak memandang pariwisata budaya itu membosankan.
RépondreSupprimerPara wisatawan yang berkunjung dari berbagai daerah membawa kebiasaan (budaya) mereka masing-masing, hal ini berdampak terhadap budaya lokal, terjadinya akulturasi budaya yang seiring berjalannya waktu dikhawatirkan menyebabkan terkikisnya budaya lokal bahkan sampai melupakan budaya lokal. Maka dari itu antara para wisatawan dan penduduk setempat hendaknya bisa saling bekerjasama agar budaya yang mereka punya masing-masing bisa saling bersandingan, tidak menghilangkan salah satu budaya.
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr.wb. nama saya Fitriyah saya izin menjawab. Seharusnya sebelum kita mengenalkan wisata tersebut atau benda-benda bersejarah sebaiknya kita memberi arahan sebelum masuk ke wisata tersebut yaitu peraturan yg perlu ditaati agar tetap lestari nya wisata tersebut dan juga tempat-tempat peninggalan sejarah
RépondreSupprimerTerimakasih
Nama saya Nisa Firdausya Rahmah dari Pendidikan Sejarah 2019 Kelas B. Izin mengomentari terkait pernyataan no.3. Terhadap issue yang telah saya baca diatas seharusnya masyarakat tradisional memiliki rasa bangga tersendiri terhadap budaya setempat mereka karena para wisatawan telah mengapresiasi tempat tersebut. Dan masyarakat juga harus ikut andil dalam mengembangkan tempat tersebut khususnya museum. Karna disisi lain juga akan menambah mata pencaharian atau sumber mata pencaharian bagi masyarakat setempat.
RépondreSupprimerNama saya Bakriyah dari pendidikan sejarah 2019 kelas B. menurut saya dalam proses dibentuknya pariwisata, masyarakat di daerah tersebut harusnya diberi edukasi agar tradisi yang ada di daerah tersebut tidak hilang akibat dari adanya wisatawan yang datang. karena apabila tradisi tersebut hilang maka daearah tersebut tidak mempunyai ciri khas. sebagai contoh pariwisata yang masih mempertahankan tradisinya yaitu pariwisata baduy karena pariwisata ini membuat sebuah larangan yang harus di taati oleh setiap pengunjung. sehingga tradisi tersebut tidak hilang
RépondreSupprimerNama saya Dian Ami Astuti dari pendidikan sejarah 2019 kelas B,Izin mengomentari, dalam pengembangan Wisata desa program yang dilaksanakan dengan cara menggali potensi wisata di desa, dan juga potensi masyarakat desanya. Setelah menggali potensi wisata didesa tersebut selanjutnya di buat vidio profil potensi wisata didesa tersebut untuk dipromosikan dan diharapkan banyak wisatawan yang datang. Terimakasih
RépondreSupprimerNama saya Hilma Ahda Ansyahdi dari Pendidikan Sejarah 2019 kelas B, izin mengomentari dan menambhakan terkait bahan diskusi point 4, dimana telah diberlakukan nya program IChYEP (Indonesia – China Youth Exchange Program)
RépondreSupprimerIChYEP atau biasa disebut dengan Program Pertukaran Pemuda Indonesia – Cina (PPIC) merupakan implementasi atas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok. Terdapat banyak sesi selama pertukaran berlangsung, mulai dari Institutional Visits, Courtesy Calls, Academic and Political Discussion, Cultural Performance, Creative Industry Study Tour and Historical Visits. Selain memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Tiongkok, program ini juga menargetkan bahwa delegasi yang mewakili di Indonesia dapat mengambil ilmu-ilmu wirausaha di bidang Pariwisata dari negeri tirai bambu tersebut. Terima Kasih
assalamualaikum wr.wb saya shelita bunga apriyana(2288190039) dari kelas A pendidikan sejarah 2019 izin mengomentari pariwisata memang memberikan dampak negatif terhadap masyarakat akan tetapi sebenarnya hal tersebut dapat diantisipasi apabila seluruh perangkat yg terkait dengan pariwisata baik pemerintah, masyarakat , wisatawan dan pengelola pariwisata memperhatikan nilai-nilai budaya seperti dalam kode etik pariwisata dunia pasal
Supprimer4 ayat 4 yang berbunyi ”Kegiatan pariwisata harus
direncanakan sedemikian rupa untuk memungkinkan
kelangsungan hidup dan berkembangnya hasil-hasil
budaya, seni tradisional, dan seni rakyat, dan bukan
sebaliknya menimbulkan terjadinya standarisasi dan
penurunan hasil-hasil budaya tersebut”. dan setiap tempat wisata harus memiliki identitas budayanya yang dipertahankan bahkan diperkenalkan kepada wisatawan. serta perlu ada peraturan yg tegas yag disampaikan kepada wisatawan, edukasi atau sosialisasi terhadap wisatawan agar tidak melakukan hal hal yg melanggar adat atau budaya yang ada disana sehingga dampak negatif dari adanya pariwisata dapat terhindarkan.
izin berkomentar menenai masalah no 5 karena setiap pengelola obyek wisata pasti selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestic maupun internasional,akan tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak. dan juga karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang seharusnya bernilai religius. Berdasarkan pemahaman yang saya dapat maka dalam pengembangan pariwisata harus memperhitungkan dampak negative dan positifnya. Dan yang lebih penting bahwa pengembangan pariwisata harus melibatkan banyak pihak untuk menjaga keberlangsungan dari potensi wisata tersebut.
RépondreSupprimer1. Bisa,
RépondreSupprimer2. Ketika ingin membangun pariwisata budaya kita harus memikirkan perencanaan terlebih dahulu.Apabial tidak ada perencanaan maka akan tidak berjalan dengan lancar atau gagal. Dan kita juga harus tau bagaimana aktivitas ekonomi tradisional dan membangun tempatnya juga harus memiliki gaya arsitektur yang berada di daerah tersebut.
3. Seharusnya masyarakat tradisonal mempertahankan rasa percaya diri budaya sebab budaya di Indoneesia sangatlah beragam boleh kita mengagumi budaya dari negara lain tetapi jangan menghilangkan budaya masyarakat tradisional.
4. Dalam pertukaran lintas budaya yang berada di wisata desa. Menurut saya bagus sebab kita bisa belajar budaya dari manapun agar wawasan kita menambah wawaaan juga.
5. Overcrowding by tourists (kepadatan penuh penduduk)
Loss of convenience(kehilangan kenyamanan)
Resentment to tourism(kebencian terhadap pariwisata)
Sens of hostility(indra permusuhan)
Cultural degradation and lessening of sense cultural identity(degralasi budaya dan berkurangnya rasa identitas budaya)
6. Solusinya menurut saya tetap melestarikan dan mempertahankan budaya dan jangan menghilangkan identitas budaya, walaupun banyak wisatawan yang berkunjung.
Mohon maaf bapak dan teman teman analisis yang di atas punya Ma'rifatul Hasanah kelas b.Mohon maaf sebelumnya pak 🙏
SupprimerAssalamualaikum wr.wb
RépondreSupprimerNama Saya Lulu Durrotul Magla dengan NIM 2288190053 izin mengomentari permasalahan No.5
Saya melihat persoalan yang di hadapi oleh industri pariwisata Indonesia, akan saya jabarkan sebagai berikut:
Hambatan
1. Rendahnya promosi berbagai destinasi wisata dan pengelolaan yang tidak optimal diluar Bali.
2. Masih berlaku nya trend mass tourism.
3. Sampai saat ini sebagian besar perbankan di Indonesia belum memahami potensi industri kreatif karena konsep perbankan yang mengikuti permintaan pasar.
4. Industri kreatif belum sepenuhnya terlindungi secara hukum
Solusi
1.Perlu aturan yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing, misalnya minimal kelancaran akses menuju tempat wisata serta pengelolaan kebersihan yang diawasi. Promosi destinasi dan pengawasan bisa melalui Blog dan atau Sosial media (twitter/facebook). Sangat perlu ada Lomba promosi wisata tiap daerah agar ada persaingan, dan penghargaan tingkat nasional.
2. Ubah trend dari mass tourismmenjadi responsible tourism. Trend wisatawan cukup senang berkunjung beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk sekedar berfoto, menjadi berkulit gelap akibat mandi matahari, harus diubah. Libatkan turis dengan melihat (dan mempelajari) museum, galeri seni, membatik, kerajinan tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri. Workshop dan kolaborasi seni menjadi bagian penting dari proses ini sehingga komunitas pun akan tetap hidup walaupun wisatawan meninggalkan tujuan wisatanya.
3. Perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan lebih baik berikut aspek hukumnya. Sehingga mereka mampu membaca pasar, dan perbankan tidak ragu-ragu lagi memberikan pembiayaan kepada pelaku industri kreatif di Indonesia.
4. Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan kekayaan intelektual. Oleh karena itu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual akan menjadi persoalan penting ketika industri tersebut kian besar dan meluas. Pemerintah perlu mengantisipasi hal-hal yang mungkin timbul dari sengketa hak atas kekayaan intelektual. Perbankan perlu mengingatkan para pelaku usaha juga perlu sejak awal agar mengantisipasi kemungkinan sengketa terkait dengan hal tersebut. Jangan sampai tersandung oleh hal-hal serius yang semula dianggap sepele sehingga mengganggu kelancaran usaha.
Masyarakat kreatif dalam dunia pariwisata harus berbasis budaya lokal. Strategi apapun membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur yang memadai. Sehingga muncul keyakinan bahwa pengembangan wisata dan sektor kembali menjadi penyumbang devisa terbesar ketiga bagi negeri ini.
Saya Muhammad Ridzky izin menjawab nomor 6 mengenai mengurangi rasa identitas budaya. Kita sebagai warga Indonesia tidak boleh mengurangi identitas budaya atau menghilangkan kebudayaan bangsa indonesia karena kita harus mempertahankan budaya kita supaya tidak dicuri atau diambil alih oleh bangsa luar. kita harus mempertahankan dengan segenap jiwa dan raga, semisal kita tidak tertarik dengan budaya kita sendiri dan lebih tertarik dengan budaya luar kita harus menyukai budaya kita mulai dari hal yang paling kecil supaya kita bisa menyukai budaya kita secara menyeluruh
RépondreSupprimerNama : Sukma aji pamungkas (2288190021).
RépondreSupprimerDalam mengembangkan suatu pariwisata memang ada dampak positif dan negatifnya. Apalagi kurangnya perencanaan atau tidak memikirkan dampak bagi umum. Perencanaan pengembangan wisata harus dilakukan dengan memikirkan segala dampak dan keuntungan. Harus di kaji secara mendalam tidak hanya memikirkan keuntungan saja. Dengan adanya wisatawan asing masuk, akan menimbulkan akulturasi budaya yang baik ataupun buruk tergantung kita menyikapinya serta bisa membedakan mana yang baik dan buruknya dari akulturasi budaya tersebut.
Nama saya Anshori pendidikan Sejarah B izin berkomentar tentang point ke4 yaitu"Pertukaran budaya antara wisatawan dan masyarakat setempat dapat dicapai melalui bentuk atau kegiatan pariwisata, yaitu tipe-tipe edutourism dan special interest yang lainnya misalnya wisata desa (village tourism)." Sebaiknya jangan terlalu sering ada pertukaran budaya bagi wisatawan dikarenakan hal tersebut akan membuat budaya kita sendiri luntur dengan apa yang dibawa oleh budaya wisatawan itu sendiri
RépondreSupprimerAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh Pak, saya Rilva Deni Yogatama(2288190038) dari kelas A pend.sejarah 2019 izin mendiskusikan tentang pembahasan artikel di atas. Untuk masalah perubahan budaya khususnya pada perempuan di Bali sesuai buku Michel Picard, budaya asing sangat lah rawan akan masalah penyimpangan budaya seksualnya. Ini merupakan ancaman besar bagi budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi moral dan kesopanan. Masalah seperti ini memang sudah timbul lama bahkan saya kaget ketika membaca lembar kutipan buku yang bapak sebar tempo hari mengenai pemikiran orang barat terhadap perempuan di Bali. Budaya barat sangatlah berbahaya jika masuk ke Indonesia terutama dalam hal moral pak. Mungkin saya tidak bisa banyak memberikan solusi selain membentuk lembaga swadaya masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai moral disana khususnya pada kaum wanita. Bukannya saya feminis atau pun pendukung lembaga progresif lainnya Pak tapi menurut saya ancaman terbesar bagi budaya masyarakat lokal adalah kelakuan immoral dari wisatawan Pak. Meskipun banyak dampak positif dari crossing budaya ini tapi kita tidak boleh lengah terhadap ancaman seperti ini Pak.
RépondreSupprimerApresiatif.Tks respon interaktifnya.
RépondreSupprimerNama saya Putri Bianca Lestari dari pendidikan sejarah 2019 kelas B. masalah sosial yang diakibatkan oleh pariwisata antara lain adalah, Overcrowding by tourist adalah pariwisata yang berlebihan yang memberikan banyak dampak diantaranya adalah budaya kita yang diubah untuk keperluan konsumsi pariwisata, Loss of Convenience yaitu hilangnya rasa kenyamanan dimana jika terlalu banyaknya turis atau pariwisata datang kedaerah kita membuat kita sedikit tidak nyaman apabila jumlah mereka terlalu banyak, Resentment to Tourism atau kebencian terhadap pariwisata karena pariwisata juga memberikan dampak negatif seperti rusaknya alam dan kadang tingkah laku para turis yang seenaknya bisa mengakibatkan rasa benci terhadap kegiatan pariwisata, Sens of Hostility adanya rasa permusuhan antara warga lokal dan turis apabila turis berperilaku tidak sopan, cultural degradation an lessening of sense cultural identity yaitu berkurangnya identitas budaya yang disebabkan olehkurang menariknya budaya dan dianggap kuno
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr wb. Saya Annisa Nur Hidayah (2288190032) dari kelas A Pend. Sejarah ingin menanggapi terkait artikel di atas. Dalam mengembangkan suatu sektor pariwisata selain menghasilkan dampak positif yang menguntungkan masyarakt dam pemerintah sekitar terdapat juga dampak negatifnya. Apalagi jika kurangnya perencanaan atau tidak memikirkan dampak bagi umum. Perencanaan pengembangan suatu sektor pariwisata harus dilakukan dengan memikirkan segala dampak, tidak hanya memikirkan keuntungan saja. Dampak dari pariwisata yaitu adanya wisatawan asing yang masuk, yang akan menimbulkan akulturasi budaya yang baik maupun buruk tergantung bagai mana kita menyikapinya serta bisa membedakan mana yang baik dan buruknya dari akulturasi budaya tersebut.
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr,wb. Nama Asmunah dari Pendidikan sejarah 2019 kelas A. Izin mengomentari,
RépondreSupprimerUntuk pengembangan wisata daerah itu tidaklah mudah, maka dari itu setiap komponen-komponennya harus saling bekerja sama baik pemerintah maupun masyarakat dan bagi masyarakat pengelola dan masyarakat setempat harus di berikan edukasi mengenai pariwisata, wisatawan, dan yang paling penting yaitu memegang perinsip kebudayaan dan memberikan arahan untuk menyaring informasi yang di peroleh dari wisatawan luar agar tidak merusak atau menghilangkan kebudayaan setempat.
Dan teruntuk dampak positif ataupun negatifnya itu tergantung dari masyarakat itu sendiri. Contohnya seperti Bali yang masih memegang adat kebudayaan walupun banyak wisatawan asing yang datang.
Assamualaikum wr.wb
RépondreSupprimerPengembangan pariwisata tentunya akan mempengaruhi segala aspek kehidupan, khususnya dampak sosial budaya, selain dampak positif, dampak negatif pada aspek sosial budaya juga sangat mempengaruhi. Lunturnya tradisi kebudayaan sekitar, ciri khas kebudayaan, dan ragam sosialisi masyarakat kian berubah seiring perkembangan dan kemajuan perkembangan pariwisata.
Hal ini dapat dicegah melalui beragam cara, sosialisasi ataupun pengenalan budaya masyarakat kepada wisatawan sehingga memungkinkan terjadinya akulturasi budaya. Sehingga tradisi kebudayaan tak akan luntur, terimakasih
Nama saya Rima Oktavian dari pendidikan sejarah kelas B.izin mengomentari dan menambahkan no 2. Jadi solusinya yang pertama, menjaga agar kelestarian dalam daerah wisata yang kita kunjungi tetap terjaga dan indah. Kedua, budayakanlah untuk selalu melestarikan objek wisata di manapun anda berada. Ketiga, promosikan objek objek tersebut secara sederhana melalui mulut ke mulut dan promosi paling mudah,praktis,efisien namun jangkauannya luas lewat jejaring sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan sebagainya.
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr. wb saya Risa Nurhasanah kelas B
RépondreSupprimerDampak Periwisata terhadap Sosial Budaya
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah terhadap Sosial Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa ada penyaringan yang ketat terhadap kedatangan wisatawan.. Salah satu hal adalah dimana daerah yang dituju merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan sendirinya akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian sendiri salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang mereka lakukan secara tradisional menjadi lebih modern.
Masalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan wisatawan,
assalamualaikum wr.wb. saya Sarah Aisyah Salsabilah (2288190004) izin mengomentari. berbicara mengenai dampak pariwisata di bidang sosial dan budaya tidak menampik mengenai adanya dampak positif dan negatif. menurut saya dibalik dampak-dampak positif seperti meningkatnya devisa negara, pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya dll adapun dampak positif yang dapat merubah kehidupan sosial juga budaya masyarakat sekitar seperti, kerusakan ekologi, hilangnya budaya bertutur kata dan berpakaian sopan, ketidaknyamanan masyarakat sekitar dll. dampak dampak inilah yang harus coba kita redam atau tanggulangi. terimakasih sebelumnya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam komentar saya.
RépondreSupprimerNama saya siti syainatunnisa dari kelas B pendidikan sejarah izin menjawab pertanyaan nomor 1 menurut saya bisa, karena di provinsi banten juga ada pariwisata yang merujuk kepada kebudayaan atau bisa disebut sebagai pariwisata budaya yaitu Baduy dan masyarakatnya. Dari keempat manfaat pariwisata tersebut dapat di refleksikan sesuai standar sustainable tourisme oleh budaya baduy karena sekarang baduy sudah terdapat banyak pengunjung pariwisata dan juga dengan adanya para wisatawan yang masuk kebaduy yang membawa budaya lain dapat diterima oleh masyarakat baduy meskipun masih agak tertutup, akan tetapi masyarakat baduy sudah menerima budaya yang masuk terkhusus untuk baduy luar yang menerimanya contohnya adalah yang tadinya mereka tidak bisa bahasa indonesia dan belum mengenal mata uang sekarang jadi bisa dan sudah mengenal mata uang karena adanya wisatawan yg masuk. Dan juga dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke baduy itu dapat memenuhi standar kebutuhan mereka.
RépondreSupprimerAssalamu'alaikum wr, wb. Nama saya Imas Mufliha (2288190020) Kelas Atas. Izin mengomentari pertanyaan no 4, tentang pertukaran budaya atau Cross Cultural Exchange. Dimana pertukaran budaya antara wisatawan dan masyarakat setempat sangat membawa dampak positif, jika wisatawan tersebut membawa budaya baik kedalam wilayah pariwisata tersebut. Dalam hal ini saya ingin mengembangkan pertukaran budaya dengan mengambil contoh wisata Adat Baduy. Di Baduy masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat leluhur mereka. Serta budayanya yang masih dilestarikan hingga sekarang. Banyaknya wisatawan lokal yang masuk ke Baduy tentu membawa budaya-budaya mereka baik itu yang baik ataupun yang kurang baiknya. Hal itu akan menciptakan pertukaran budaya, antara masyarakat setempat dan wisatawan. Dalam hal ini saya membuat program berupa festival edukasi, dimana dalam wisatawan dapat mengenal lebih jauh tentang budaya Baduy dan sebaliknya, melalui festival edukasi ini. Festival edukasi adalah kegiatan yang menghadirkan masyarakat adat baduy untuk memperkenalkan budaya mereka secara umum kepada wisatawan yang hadir dan sebaliknya. Dengan hal itu budaya Baduy tetap terjaga. Dan wisatawan mendapatkan informasi mengenai budaya Baduy dan sebaliknya. Hal ini akan menciptakan Cross Cultural Exchange.
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr.wb. Nama saya Mela Larensa dari Pendidikan Sejarah 2019 kelas A. Izin mengomentari tentang cross-cultural exchange yang mana dari pertukaran budaya tersebut wisatawan dapat mengikuti kegiatan seperti aktifitas pertukaran seni dan budaya, Kemudian dari kegiatan ini wisatawan dapat mengetahui apa saja kearifan lokal dari tempat wisata tersebut. Selain itu wisatawan diberikan kesempatan untuk dapat berinteraksi tentang kegiatan keseharian dari tempat wisata tersebut, yang mana dari kegiatan ini wisatawan dapat menambah wawasan serta pengetahuannya.
RépondreSupprimerSekian dari saya, kurangnya mohon maaf. Terimakasih wassalamualaikum wr.wb
Assalamu'alaikum wr, wb. Nama saya Imas Mufliha (2288190020) Kelas A. Izin mengomentari pertanyaan no 4, tentang pertukaran budaya atau Cross Cultural Exchange. Dimana pertukaran budaya antara wisatawan dan masyarakat setempat sangat membawa dampak positif, jika wisatawan tersebut membawa budaya baik kedalam wilayah pariwisata tersebut. Dalam hal ini saya ingin mengembangkan pertukaran budaya dengan mengambil contoh wisata Adat Baduy. Di Baduy masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat leluhur mereka. Serta budayanya yang masih dilestarikan hingga sekarang. Banyaknya wisatawan lokal yang masuk ke Baduy tentu membawa budaya-budaya mereka baik itu yang baik ataupun yang kurang baiknya. Hal itu akan menciptakan pertukaran budaya, antara masyarakat setempat dan wisatawan. Dalam hal ini saya membuat program berupa festival edukasi, dimana dalam wisatawan dapat mengenal lebih jauh tentang budaya Baduy dan sebaliknya, melalui festival edukasi ini. Festival edukasi adalah kegiatan yang menghadirkan masyarakat adat baduy untuk memperkenalkan budaya mereka secara umum kepada wisatawan yang hadir dan sebaliknya. Dengan hal itu budaya Baduy tetap terjaga. Dan wisatawan mendapatkan informasi mengenai budaya Baduy dan sebaliknya. Hal ini akan menciptakan Cross Cultural Exchange.
RépondreSupprimerAssalamualaikum, Saya Siti Komariyah (2288190045) pendidikan sejarah A, izin berkomentar. Pertukaran budaya memiliki dampak positif dan negatifnya, namun jika dampak negatifnya dibiarkan terus-menerus bisa dipastikan akan merubah kebudayaan asli daerah tersebut. Karena semakin seringnya interaksi dengan wisatawan asing, dan semakin beragam budaya yang mereka bawa dari negara mereka. Pemerintah pun punya peran penting seperti, dengan lebih memperhatikan budaya, seperti upacar adat agar lebih dikembangkan dan terus melahirkan generasi yang cinta budayanya sendiri, daripada budaya lain. Apalagi dengan maraknya globalisasi yang akan menggerus kebudayaan asli masyarakat Indonesia.
RépondreSupprimerAssalamu'alaikum wr.wb, nama saya Denisa Ramadhani dari pendidikan sejarah kelas A. Izin menanggapi artikel diatas, jadi untuk mengembangkan suatu pariwisata tidaklah mudah, perlu adanya pertimbangan-pertimbangan dan perencanaan yang direncanakan secara matang, baik dari tempat, pihak pemerintah, maupun masyarakatnya. Perlu adanya edukasi yang harus dimengerti oleh berbagai kalangan atau pihak2 tertentu, agar dapat memberikan banyak dampak positif ketimbang dampak negatifnya. Lalu dengan adanya aktivitas wisatawan tersebut terjadi kemungkinan adanya pencampuran budaya atau alkuturasi, namun sebisa mungkin tidak menghilangkan budaya aslinya.
RépondreSupprimerAssalamualaikum wr. Wb
RépondreSupprimerSaya Issyatunnajia, menurut saya pengembangan pariwisata akan selalu memberikan dampak kepada seluruh aspek kehidupan, khususnya aspek sosial dan budaya. Pengembangan pariwisata tidak selalu memberikan dampak positif namun juga memberikan dampak negatif bagi kebudayaan contohnya, lunturnya adat dan tradisi kebudayaan sekitar.
Hal ini daapar dicegag dengan berbagai macam cara salah satunya dengan sosialisasi dan pelestarian kebudayaan itu sndiri, sehingga terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya, yang akan trus melestarikan kebudayaan tersebut. Terimakasih
assalamualaikum, nama saya Nuraeni (2288190003) kelas A, izin berkomentar mengenai artikel di atas mengenai pertukaran budaya atau Cross Cultural Exchange. pertukaran budaya yang dialami oleh wisatawan dan masyarakat sekitar akan berdampak positif apabila masyarakat sekitar cerdas dalam memilih kebudayaan yang masuk, sebagai contoh masyarakat baduy pada awalnya tidak paham bagaimana cara menulis dan membaca dikarenakan budaya mereka yang tidak terlalu mementingkan pendidikan tetapi dengan adanya wisatawan yang datang berkunjung mereka lama-kelamaan memahami tulisan bahkan ada beberapa yang sudah lancar dalam penggunaan bahasa Indonesia tentunya hal ini bedampak positif , dan juga sebagai wisatawan yang akan berkunjung ke baduy harus bisa saling menghargai budaya yang ada di sana, dan juga memberikan informasi mengenai budaya luar agar masyarakat baduy memiliki pengetahuan lebih luas lagi mengenai budaya luar sehingga lambat laun akan memunculkan alkuturasi budaya.
RépondreSupprimerNama Saya Amalia Dwi Sahara
RépondreSupprimer*Dampak Positif*
1. Conservation of Cultural Heritage
Adanya perlindungan untuk benda - benda kuno, bangunan sejarah, seni tradisional seperti musik, drama, tarian, upacara adat. Adanya bantuan untuk perawatan museum, gedung teater dan untuk acara acara lainnya yang mendukung adanya festival budaya
2. Renewal of Cultural Pride
Dengan adanya pembaruan kebanggaan budaya maka masyarakat dapat memperbaharui kembali rasa bangga mereka terhadap peninggalan - peninggalan bersejarah ataupun budaya
3. Cross Cultural Exchange
Pariwisata dapat menciptakan pertukaran budaya dari wisatawan dengan masyarakat setempat sehingga membuat para wisatawan mengerti tentang keadaan di budaya setempat dan mengerti nilai - nilai dari tradisi masyarakat setempat dan begitu pula sebaliknua masyarakat lokal pun bisa tahu tentang adanya budaya dari para wisatawan baik yang domestik maupun internasional
*Dampak Negatif*
1. Overcrowding and loss of amenities for residents
Setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menarik wisatawan baik domestik maupun internasional akan tetapi terdapat hal - hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat maka bisa menyebabkan hilangnya suatu kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman serta pada akhirnya pula akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal maupun dengan wisatawan yang terlalu banyak
2. Cultural Impacts
Karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan tanpa disadari terlebih dahulu mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai dari suatu budaya yang seharusnya bernilai religius.
3. Social Problems
Adanya percampuran budaya negatif antara wisatawan dengan masyarakat setempat (Inskeep, 1991)
Assalamualaikum pemilik atau yang bertanggung jawab untuk mengembangan dan menjaga melestarikan objek wisata pasti ingin obyek wisata selalu ingin di kunjungi atau menarik wisatawan datang baik masyarakatdaerah itu sendiri atau luar daerah maupun, orang luar negeri ,tetapi ada hal penting yang harus diperhatikan apabila suatu obyek wisata terlalu padat atau terlalu rame di kunjungi wisatawan maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan penduduk setempat bisa warga atau penduduk memanfaatkan tempat wisata di tempat mereka untuk membuka lapangan kerjaan tapi terlalu padat dan banyak yg datang dan tidak di kondusifkan akan berdampak pada masyarakat setempat menjadi tidak nyaman.terlalu menampilkan sesuatu yang menarik bisa berdamapk pula pada budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya tersebut maka dari itu dampak negative dan positifnya lebih di perhitungakan terkait wisata yang akan di kebangkan atau di buka untuk umum, di lihat dari tiap2 fakto negatif dan positif terlebih dahulu sebelum objek wisata tersebut di buka untuk umum.
RépondreSupprimerNama saya Lina Herlina dari pendidikan sejarah 2019 Kelas A. Izin memberi tanggapan terhadap pernyataan no.3. Terhadap issue diatas seharusnya masyarakat tradisional memiliki rasa terhadap budaya yang ada dilingkungan mereka karena pengembangan museum dan fasilitas budaya telah mendapatkan apresiasi dari para wisatawan. Dan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam mengembangkan tempat tersebut khususnya museum. Karna ini juga bisa berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat karena bisa menjadi peluang kerja/berwirausaha di tempat tersebut.
RépondreSupprimerTerimakasih
Nama saya Sekar Wulan Suci (2288190037) dari kelas A.
RépondreSupprimerIzin memberi tanggapan, bahwa memang tempat pariwisata memberikan banyak dampak, baik itu positif maupun negatif. Misalnya dalam sosial budaya, tentu saja akan terjadi perubahan sosial sebagai dampak adanya tempat pariwisata. Misalnya seperti desa baduy yang banyak didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Baduy yang awalnya adalah desa adat dan masih memegang teguh adat istiadat, lama lama terpengaruh juga oleh dunia luar, yang disebabkan datangnya pengunjung sehingga menimbulkan rasa keingintahuan mereka. Itulah sebabnya sekarang di baduy luar banyak masyarakat baduy yang memiliki ponsel. Namun menurut saya, jika mereka mengikuti globalisasi tapi tidak meninggalkan adat warisan nenek moyang, hal tersebut tidak masalah
Nama : Rama Satria Hidayatullah
RépondreSupprimerNim :2288190048
Kelas :B Pendidikan Sejarah
Izin menanggapi terkait hal tersebut.
Bahwa suatu pariwisata budaya di Indonesia ini permasalahan pariwisata budaya di Indonesia sendiri menurut saya sudah baik, tetapi alangkah baik nya apabila suatu pembuatan pariwisata budaya harus direncanakan dengan baik agar menjadi menarik dan berkesan, dalam penyebaran informasi pariwisata budaya ini juga harus menarik perhatian orang-orang di dalam negeri bahkan luar negeri, seperti promosi nya dalam bentuk video, gambar, dan sebagainya.
Assalammualaikum wr.wb, saya Enisa Nur Awaliyah Mahasiswi Pendidikan Sejarah 2019 Kelas B. Izin berpendapat, menurut saya Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah terhadap Sosial Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa ada penyaringan yang ketat terhadap kedatangan wisatawan.Salah satu hal adalah dimana daerah yang dituju merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan sendirinya akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian sendiri salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang mereka lakukan secara tradisional menjadi lebih modern.
RépondreSupprimerMasalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan wisatawan. Terima Kasih.....