dimanche 8 décembre 2013

Penguatan SIDa Banten Difokuskan pada Pengembangan "Saba Juhut"



MULTIMEDIA
LAUNCHING ROADMAP SIDA BANTEN

"Pengembangan Agribisnis Ternak Domba dan Kambing Terpadu Provinsi Banten di Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang" (SABA JUHUT)


INTRODUKSI
Enam puluh delapan tahun Indonesia merdeka dan tiga belas tahun usia Provinsi Banten, kemajuan di berbagai bidang kehidupan yang telah dicapai bangsa Indonesia, juga dirasakan oleh rakyat Banten. Dan pada tahun 2013 sekarang ini rakyat Banten pun turut bersuka cita dengan naiknya peringkat daya saing Indonesia dari posisi ke-50. melesat 12 peringkat ke posisi ke-38 dari 148 negara di dunia.

Trend positif peningkatan daya saing itu dapat dicapai antara lain melalui peningkatan kinerja Iptek dan inovasi, sebagai  buah dari kerjasama berbagai pihak dalam pembangunan Iptek di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah kerjasama Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Dalam Negeri. Point terpenting dari Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, adalah: dalam  rangka meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan MP3EI 2011-2025, diperlukan Penguatan Sistem Inovasi di Daerah  secara terarah dan berkesinambungan.

Sejalan dengan semangat itu, melalui Program Litbang, Iptek dan Sistem Inovasi Daerah atau SIDa, sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017, Pemerintah Provinsi Banten telah merumuskan kebijakan dan prioritas SIDa Banten, sebagai upaya terobosan untuk mendorong percepatan pembangunan sektoral dan lintas sektoral dengan menerapkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian serta berbagai inovasinya sesuai sumberdaya dan potensi unggulan daerah.

Oleh karena demikian pentingnya pemanfaatan Iptek dan inovasi, Pemerintah Provinsi Banten sejak dini telah membentuk gugus tugas SIDa yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Banten No. 075.05/Kep.221-Huk/2013 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Sistem Inovasi Daerah Provinsi Banten, yang salah satu tugas pokoknya adalah menyusun dokumen Roadmap SIDa di Provinsi Banten dan Kabupaten / Kota yang ada di wilayah kewenangannya.

ISU STRATEGIS DAN POTENSI DAERAH
Setelah melalui berbagai Focus Group Discusion dan Workshop SIDa yang melibatkan unsur Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Perguruan Tinggi serta para pelaku bisnis dan UMKM, diperoleh suatu rumusan konseptual bahwa Penguatan SIDa Banten dalam jangka panjang akan diprioritaskan pada bidang fokus teknologi pangan, energi baru dan terbarukan serta advanced material atau material maju. Dan untuk jangka menengah, SIDa Banten akan difokuskan pada sektor pertanian khususnya subsektor peternakan.

FOKUS TEMATIK SIDA BANTEN
Didasari pemikiran bahwa permintaan pasar akan ternak besar seperti domba dan kambing semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan preferensi penduduk, serta meningkatnya kebutuhan akan susu kambing, industri kulit, dan pupuk organik yang belum dapat dipenuhi dari usaha peternakan yang ada, adalah merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah, dunia bisnis, dan para pakar untuk ikut berkontribusi mengembangkan budidaya ternak domba dan kambing beserta industri hilirnya.

Maka Penguatan SIDa Banten akan diarahkan pada Pengembangan Sentra Agribisnis berbasis teknologi dan inovasi. Dengan dukungan penuh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Riset dan Teknologi, Pemerintah Provinsi Banten bekerja sama dengan pemerintah Kab/Kota, khususnya Pandeglang, Puslitbang Peternakan dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian perlu meningkatkan status Kampung Ternak Domba Terpadu di Juhut Pandeglang, menjadi model pengembangan sentra agribisnis ternak dan tani secara terpadu.

KONDISI SIDA SAAT INI
Terpilihnya Juhut sebagai salah satu fokus SIDa Banten, karena Kelurahan Juhut adalah sebuah ruang mukim di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari pertanian dan peternakan. Namun perluasan areal permukiman dan lahan pertanian sangat riskan, karena di satu sisi pemukiman mereka berada di daerah Buffer Zone Hutan Lindung Gunung Karang, dan di sisi lain, dengan populasi 6.191 jiwa dan akan terus meningkat, sementara daya dukung alam  dan tingkat pendidikan rata-rata sekolah dasar, maka solusi alternatif bagi peningkatan kesejahteraan dan kesinambungan kehidupan masyarakat haruslah selaras dengan ketersediaan sumberdaya.
Mengingat urgensinya bagi perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kawasan lindung AKARSARI, penetapan Kampung Ternak Domba Terpadu oleh Bupati Pandeglang layak mendapat dukungan kebijakan, sumberdaya dan program yang terintegrasi dan sinergis dari Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat serta seluruh pemangku kepentingan dengan mengintroduksi teknologi dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
KONDISI SIDA YANG AKAN DICAPAI
Maka melalui program Penguatan SIDa, Kampung Ternak Domba Terpadu Juhut menjadi prioritas utama untuk dikembangkan sebagai Sentra Agribisnis Ternak Domba dan Kambing Terpadu Provinsi Banten, yang akan diperkenalkan dengan sebutan SABA JUHUT.  

Capaian keberhasilan Penguatan SIDa untuk SABA JUHUT diukur dari peningkatan populasi ternak sesuai dengan target produksi sebesar 7.000 ekor per tahun, dengan target kepemilikan ternak 10-12 ekor per Kepala Keluarga, sehingga akan memberikan tambahan penghasilan sebesar Rp. 650 s/d 750 ribu per KK setiap bulan dari penjualan ternak.

Namun ke depan, para peternak tidak hanya mengandalkan produk primer semata, karena dengan aplikasi iptek dan inovasi, mereka disiapkan menjadi wirausaha yang profesional, dalam usaha hulu dan hilir melalui rantai nilai ekonomi ternak dan tani.

Selain itu, SABA JUHUT juga diorientasikan menghasilkan usaha jasa yang kreatif, karena selain menjadi sentra produksi ternak dan tani, juga dapat memainkan peran sebagai sentra pendidikan, pelatihan dan pemagangan bagi para peternak di seluruh wilayah Provinsi Banten. Mengacu pada potensi alam dan lingkungan, kekhasan budaya serta kesiapan masyarakanya, SABA JUHUT pun  berpotensi menjadi destinasi agrowisata dan ekowisata.

Oleh karena itu, dalam klaster SABA JUHUT akan terbuka pengembangan berbagai unit usaha, yaitu usaha ternak itu sendiri, pakan ternak, usaha pupuk organik, susu kambing, kerajinan kulit, olahan talas beneng, dan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan, yang muaranya, bukan saja pada kemandirian pangan, melainkan juga menunjang pengembangan agroindustri, usaha kerajinan dan jasa pariwisata.

Dengan prinsip dasar keberkelanjutan, ramah lingkungan, dapat diterima oleh masyarakat, layak secara ekonomi dan tentu saja diterima secara politis, pengembangan SABA JUHUT akan menghasilkan tiga outcome, yaitu daya saing meningkat, penghasilan petani bertambah, serta hutan lindung dan sumberdaya air terjaga. Dengan pijakan itu, tujuan akhir SABA JUHUT yaitu EMASKU BAJA bukan sekedar akronim tanpa makna, tetapi untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu ekonomi tumbuh, masyarakat sejahtera, lingkungan terpelihara, dan Banten maju, mandiri dan sejahtera, akan benar-benar dapat dicapai.

PRIORITAS PROGRAM SABA JUHUT
Namun, pengembangan SABA JUHUT tidak akan mendapatkan hasil yang optimal tanpa dukungan kebijakan dan regulasi, insentif, sumberdaya dan pembiayaan secara terpadu, sinergis dan berkesinambungan. Perluasan dukungan SABA JUHUT harus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai instansi, dunia usaha dan para pakar, baik yang berkontribusi di sektor hulu maupun hilirnya.

PENUTUP
Harapan kita semua, kiranya Pengembangan SABA JUHUT akan berdampak langsung terhadap Penguatan SIDa Banten melalui fungsi dan perannya sebagai: Sentra Produksi peternakan, tanaman pangan, horti dan kebun, Sentra Agribisnis ternak dan tani berbasis Iptek, dan Sentra Pendidikan dan Pelatihan SDM ternak dan tani.

Dengan berorientasi pada ketiga sasaran tersebut, SABA JUHUT akan menjadi sebuah model klaster agribisnis ternak-tani terpadu, yang dapat direplikasikan bagi kabupaten dan kota lainnya, sehingga mampu memberi dampak ungkitan yang signifikan dalam penguatan fungsi kawasan strategis agropolitan di Provinsi Banten. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan akan sangat berarti dalam ikut serta mewujudkan visi Provinsi Banten, “Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa”. 

Akhirnya, melalui wahana SIDa Banten, kepeloporan, kepemimpinan, keteladanan seluruh aktor inovasi akan serta merta ikut menorehkan kisah sukses Provinsi Banten dalam memainkan peran strategis bagi pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia pada Koridor Jawa dan Sumatera, di mana Banten ada didalamnya.

Salam inovasi

1 commentaire:

  1. kedepan di kab. lebak juga harus ada yang seperti di juhut. saya salah satunya yang memimpikan itu, agar bisa mendongkrak perekonomian di lebak.

    RépondreSupprimer