Ada
pandangan yang menyatakan bahwa sebelum industrialisasi, beberapa kota di
daerah Banten masih rural (pedesaan); dan betapa penduduk masih merasa berat
untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi yang terjadi di sekelilingnya. Namun
perlu dikritisi bahwa ukuran sebuah masyarakat berkategori rural atau
urban bukan semata-mata ditentukan oleh besaran ruang dan bentuknya, tetapi
yang lebih esensial adalah fungsi ruang dalam konteks historis regional.
Berpegang pada prinsip ini, maka sesungguhnya tradisi kota di Banten telah
muncul jauh sebelum era kesultanan.
Dengan penemuan itu, sebenarnya beberapa kelompok masyarakat Banten sebelum jauh sebelum era kesultanan telah melakukan kontak intensif dengan masyarakat di luar budayanya. Jika budaya luar dianggap sebagai unsur dominan bagi modernisasi Banten, sesungguhnya Banten telah lama, bahkan berkali-kali mengalami era ‘globalisasi’. Berbagai bukti sejarah telah membuktikan bahwa orang Banten telah memiliki resistensi sendiri, bahkan mampu menunjukkan taraf adaptasi yang proaktif melalui inovasi dalam aspek-aspek kehidupan tertentu.
Oleh
karena itu, mempelajari sejarah menjadi penting bagi kita, bukan hanya karena
korelasinya yang kuat dengan etnisitas Banten, tetapi yang lebih penting adalah
karena sejarah Banten mengandung nilai-nilai kearifan; tempat kita menemukan
kembali jatidiri dalam kerangka membangun self-conscience.
Kepentingannya terletak pada proposisi bahwa jauh sebelum modernisasi Barat
menapak di bumi Banten sejak awal abad XIX, orang Banten telah mengalami dan
sekaligus melewati berbagai perubahan global dalam tradisi budaya sendiri.
Dengan
demikian, mau tidak mau, belajar pada sejarah harus dianggap sebagai kewajiban
ketika kita harus menghadapi gempuran modernisasi dengan segala fragmatisme
politik dan ekonomi; yang konon membawa nilai-nilai universal, tetapi
sesungguhnya universalisme itu hanya ‘pembaratan’ masyarakat tradisional. Maka,
mengungkapkan elemen modernitas dari budaya lokal sesungguhnya kita mencoba
bercermin apakah kita telah melakukan pembaharuan sendiri pada setiap periode
sejarah, Lalu mempertanyakan apakah cermin sejarah itu memantulkan berbagai
gagasan dan perilaku masyarakat Banten yang bernilai positif bagi pengembangan
etos kerja generasi sekarang dan nanti (Moh. Ali Fadillah).
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire