
Dengan kekuatan-kekuatan tekno-ekonomi dan sistem administrasi pemerintahan kesultanan, masyarakat Banten kemudian meninggalkan era ‘ketertutupan’ dan menjadi ‘terbuka’ untuk masuknya elemen-elemen budaya asing yang mengharuskannya menjadi bagian dari warga dunia.

Dengan semangat itu, maka berbagai sistem kemasyarakatan pun secara gradual mengalami transformasi, baik dalam pola pikir, gaya hidup maupun dalam proses interaksi antar-budaya. Oleh karena proses sejarah itu, Banten modern, yang sejak tahun 2000 menjadi Provinsi Banten sebagai hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat, tidak mengacu pada identitas etnik tertentu, tetapi lebih tampak sebagai daerah multi-etnik dengan kelompok pembawa identitas terbesar terbentuk dari akar budaya Sunda dan Jawa (Moh. Ali Fadillah).
(cf. Ilustrasi Claude Guillot, The Sultanat of Banten)
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire