samedi 7 septembre 2013

Santri Ciomas Perdalam Teknik Destilasi



Pedalaman Banten banyak menyimpan sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk berbasis teknologi. Perkebunan cengkeh misalnya, dahulu lebih dikenal sebagai bahan rempah untuk pasar dunia, masih banyak ditanam dan dipelihara penduduk di lereng Gunung Karang. Kali ini, para santri di Ciomas, Kabupaten Serang telah memanfaatkan daun cengkeh kering menjadi bahan minyak atsiri. Di sela-sela kesibukan mengikuti pelajaran di Pesantren Ulul Albab, mereka telah memiliki keahlian menyuling daun cengkeh menjadi produk minyak atsiri. 

 Untuk mengembangkan usaha itu, beberapa santri, dengan fasilitasi dari Balitbangda Provinsi Banten, memperdalam pengetahuan mereka dalam teknik destilasi di salah satu lab BPPT di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan. Selain menambah pengetahuan tentang minyak atsiri (aetheric oil) atau disebut juga essential oil dan aromatic oil,  beberapa peralatan dan teknik pengoperasian destilasi telah diperkenalkan para peneliti kepada tetamunya dari Pesantren Ulul Albab.  

Dengan pemagangan tersebut, kini para santri mendapat pengetahuan bahwa minyak atsiri, yang selama ini hanya dikenal dari bahan daun cengkeh (leaf cloeve oil) atau bunga cengekah (eugenol oil) ternyata dapat dibuat dari bahan tumbuhan lain, seperti nilam, adas, sera, lawang dan lainnya. 



Demikian pula dengan fungsinya yang sangat beragam bagi manusia. Tetapi yang terpenting, minyak atsiri adalah “pemicu” bagi penguatan ekonomi masyarakat di pedesaan. Namun untuk itu, perlu pengetahuan dan penguasaan teknologi, sekaligus juga manajemen bisnisnya. Jika setiap pesantren di pedesaan Banten menguasai teknologi destilasi, bukan mustahil di masa depan nanti, Provinsi Banten akan semakin dikenal sebagai salah satu daerah penghasil atsiri.


Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire