dimanche 25 août 2013

Aspek Modernitas Banten 1





Dari sejumlah fakta masa lalu, seperti juga pernah diformulasikan Christian Pelras untuk masyarakat Bugis (The Bugis, 1998), elemen-elemen modernitas itu tampak pada episode perkembangan masyarakat Banten. Sekurang-kurangnya ada tujuh yang dapat digali dari seluruh fase histroris Banten.
 
1.    Pemikiran rasional

Pertama kita dapat mengangkat “Pemikiran Rasional” sebagai aspek modernitas Banten. Ilmu pengetahuan merupakan unsur yang bisa menjadi tolok ukur kemajuan peradaban sebuah bangsa. Telah lama para ahli membuat kategori penzamanan prasejarah dan sejarah sebagai masa peralihan dari ‘jahiliyah’ menunju ‘pencerahan’. Dalam peralihan zaman itu, pengenalan tulisan menjadi indikator utama pemikiran rasional, di mana pengetahuan dapat ditransfer melalui simbol-simbol bunyi yang terstruktur. Kelahiran para cendekiawan di era itu terutama dimulai dari semangat kepujanggaan, yang merupakan implikasi dari penguasaan teks dan kesusastraaan suci asal India. 

Pengetahuan pertama di Banten diberikan oleh pengenalan bahasa Sanskerta. Prasasti Purnawarman di Cidanghyang menjadi bukti luasnya penggunaan bahasa itu. Kendati belum jelas tingkat penguasaannya di Banten, tetapi memberi kemungkinan adanya kepatuhan pada dominasi Tarumanegara melalui media prasasti itu. Meskipun terlambat, tetapi Banten baru benar-benar memasuki zaman ‘tulisan’ itu setelah diperkenalkan kebudayaan Islam melalui bahasa dan aksara Arab. Pengetahuan aksara Arab itulah yang telah membuat masyarakat Banten terbuka untuk mempelajari ilmu dan kemajuan-kemajuan yang dicapai bangsa lain, dan kemudian mentransmisikan pengetahuan itu dalam bahasa Melayu, Jawa dan Sunda dari generasi ke genarasi sebelum dikenalnya sistem alphabet Latin (Moh. Ali Fadillah).

 

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire